PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kemiskinan dan pengangguran adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan, maksudnya dimana adanya pengangguran dan itu sudah
pasti ada kemiskinan, semua negara mengalamin itu semua, tinggal kitanya
bagaimana untuk mensiasati agar tidak terjadinya pengangguran dan kemiskinan
karena itui semua bisa berdampak untuk kemajuan dan perkembangan suatu negara.
Dewasa ini tingkat kemiskinan dan
pengangguran di Indonesia semakin mengenaskan. Kemiskinan dan pengangguran
adalah dua hal yang berjalan beriringan, kemiskinan menyebabkan orang tidak
bisa sekolah, yang oleh karenanya tidak bisa pula mencari pekerjaan yang layak,
karena tidak punya pekerjaan, ia menjadi miskin, padahal Indonesia adalah
termasuk negara kepulauan terbesar yang juga memiliki sumber daya alam yang
sangat melimpah, selain itu, dalam hal pertanian dan juga kelautan Indonesia
termasuk Negara yang kaya akan hasil sumber daya tersebut.
Dalam hal ini yang menjadi penyebab
banyaknya kemiskinan dan pengangguran di Indonesia ialah karena sumber daya
manusia yang kurang dan kesempatan kerja bagi rakyat miskin sangat kecil, hal
tersebut dikarenakan rendahnya skill yang mereka punya karena sebagian dari
mereka kebanyakan hanya lulusan SD(Sekolah Dasar) saja. Hal tersebut dapat kita
lihat terutama di daerah pedesaan, banyak sekali rakyat miskin yang tidak
mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Paling tidak mereka dapat
menafkahi kehidupannya dengan cara bertani dan melaut untuk mencari ikan.
Selain itu
pada dasarnya kemiskinan sudah menjadi masalah pokok dunia, terutama di Negara
berkembang, sejak krisis ekonomi
pada pertengahan 1997 membuat kondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal,
masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika
pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap
pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400
ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6
juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta
pertahun. Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak
memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah
pengangguran.di.Indonesia.bertambah.
Sejak tahun 2002, sebuah tim yang
terdiri dari para analis Indonesia dan mancanegara, dibawah naungan Program
Analisa Kemiskinan di Indonesia (INDOPOV) di kantor Bank Dunia Jakarta, telah
mempelajari karakteristik kemiskinan di Indonesia. Mereka telah berusaha untuk
mengidentifikasikan apa yang bermanfaat dan tidak bermanfaat dalam upaya
pengentasan kemiskinan, dan untuk memperjelas pilihan-pilihan apa saja yang
tersedia untuk Pemerintah dan lembaga - lembaga non-pemerintah dalam upaya
mereka untuk memperbaiki standar dan kualitas kehidupan masyarakat miskin.
---***---
PEMBAHASAN
Definisi Kemiskinan dan Pengangguran
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan seperti
akanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lain melihatnya dari segi moral dan evaluative, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Sedangkan
pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja yang tidak bekerja
baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari
pekerjaan dalam arti mempunyai kegiatan aktif dan ingin mendapat pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat
pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi
maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
Kemiskinan
memang menjadi problem serius yang membelit bangsa-bangsa di dunia, termasuk
Indonesia. Ketimpangan ekonomi, tingkat pendidikan yang rendah, serta
penguasaan aset-aset ekonomi oleh kalangan tertentu, adalah sebagian penyebab
kemiskinan. Pertanyaan sekarang, apa yang bisa dilakukan pemerintah maupun
perusahaan untuk mengurangi angka kemiskinan? Mampukah program tanggung jawab
sosial pemerintah maupun perusahaan menjadi salah satu solusi penting dalam
upaya mengurangi angka kemiskinan?. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran adalah tugas semua
pemangku kepentingan (stakeholder), yaitu pemerintah termasuk pemda,
perusahaan, masyarakat, akademisi, dan lain-lain sebagainya.
Program
ini akan berjalan efektif jika semua pihak duduk bersama tanpa ada kecurigaan.
Yang selama ini terjadi, kurang adanya koordinasi diantara lembaga-lembaga
tersebut. Setiap departemen pemerintah, mempunyai program pengentasan
kemiskinan dan pengangguran. Namun tidak ada koordinasi yang jelas. Akibatnya
mereka seakan berjalan sendiri-sendiri. Kalau ada yang mengkoordinir, seperti
perusahaan holding misalnya, maka hasilnya akan lebih efektif.
Untuk
mengurangi kemiskinan dan pengangguran, yang perlu dilakukan adalah
memberdayakan masyarakat. Ini akan lebih efektif dibandingkan hanya memberikan
bantuan yang sifatnya sesaat. Yang dibutuhkan adalah pemberian akses kepada
masyarakat tersebut. Ini kurang dilakukan pemerintah, pemerintah perlu diberi
akses kepada masyarakat dibanding ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya.
Mereka harus dibantu untuk bisa mencari makan sendiri. Jadi jangan hanya diberi
makan. Intinya adalah buatlah program-program pemberdayaan yang
berkesinambungan.
Pembangunan
di bidang ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah pada dewasa ini di sektor
pertanian, perikanan, perkebunan, industri dan pertambangan, hakekatnya
ditujukan selain untuk mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, juga
dimaksudkan untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Seharusnya tidak semua
masalah kemiskinan menjadi tanggung jawab pemerintah. Rasanya tidak fair kalau
seluruhnya dibebankan hanya kepada pemerintah. Masyarakat, terutama golongan
yang mampu juga secara sukarela diharapkan dapat berkontribusi mengatasi
masalah kemiskinan yang terjadi di negeri ini.
Progam
mengatasi kemiskinan yang paling murah adalah si kaya membantu si miskin atau
si pandai membantu yang bodoh. Idealisme dan pengorbanan yang diperlukan untuk
mengatasi kemiskinan di negeri ini bukan sesuatu yang berada di menara gading
dan bukan pula yang diada-adakan. Idealisme dan pengorbanan tersebut sesungguhnya
adalah sebuah realita yang sudah terjadi di masyarakat.
Penyebab Masalah Pengangguran Dan Kemiskinan
Pengangguran
adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali sedang mencari kerja,
bekerja kurang dari 2 hari dalam seminggu atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Namun
dalam hal ini pengangguran juga disebabkan oleh :
1. Pendidikan rendah. Pendidikan yang rendah dpat
menyebabkan seseorang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Di karenakan semua
perusahaan membutuhkan pegawai seminimal SMA.
2. Kurangnya keterampilan. Banyak mahasiswa atau lulusan SMA
yang sudah mempunyai kriteria dalam bekerja,namun dalam teknisnya
keterampilannya masih kurang. Sehingga susah dalam mencari pekerjaan.
3. Kurangnya lapangan pekerjaan. Setiap tahunnya, Indonesia
memiliki jumlah lulusan sekolah atau kuliah yang begitu tinggi. Jumlah yang
sangat besar ini tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang ada, baik yang
di sediakan oleh pemerintah maupun swasta.
4. Kurangnya tingkat EQ masyarakat. Tingkat EQ meliputi kemampuan
seseorang dalam mengandalikan emosi, yang berpengaruh terhadap keterampilan
berbicara/berkomunikasi, bersosialisasi, kepercayaan diri, dan sifat lainnya
yang mendukung dalam hidup di masyarakat. Orang yang pandai berkomunikasi dan
pandai bersosialisasi lebih mudah mendapatkan pekerjaan di banding orang yang
selalu pendiam dan tidak berani mengeksplor potensi diri.
5. Rasa malas dan ketergantungan diri
pada orang lain.
Misalnya ada seorang lulusan sarjana yang kemudian tidak mau bekerja dan lebih
suka menggantungkan hidup kepada orang tua atau pasangannya bila sudah menikah.
Ia termasuk pengangguran, selain itu ia melewatkan peluang untuk menciptakan
suatu lapangan pekerjaan bagi orang lain.
6. Tidak mau berwirausaha. Umumnya sesorang yang baru lulus
sekolah/kuliah terpaku dalam mencari pekerjaan, seolah itu adalah tujuan yang
sangat mutlak. Sehingga persaingan mencari pekerjaan lebih besar di bandingkan
membuat suatu usaha.
Itulah beberapa faktor pengangguran
yang banyak terjadi di Indonesia. Cukup sulit untuk mengatasi pengangguran di
Indonesia dengan tingkat jumlah penduduk yang begitu besar dan masih banyaknya
korupsi di negeri ini, sehingga laju pengangguran semakin naik per tahunnya.
Pengangguran
sering kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah lainnya.
Dinegara-negara
berkembang seperti Indonesia dikenal istilah pengangguran terselubung, dimana
pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga sedikit dilakukan oleh
lebih banyak orang. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah
mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur
dan setengah penganggur yang besar pendapatanrelatif rendah dan kurang merata.
Sebaliknya pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan
potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama
kemiskinan, menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Pembangunan
bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia
Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian
kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai
pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak sehingga mampu memenuhi
kebutuhan hidup, kesehatan, pendidikan anggota keluarganya.
Pengangguran
di Indonesia terjadi disebabkan antara lain yaitu karena jumlah lapangan kerja
yang tersedia lebih kecil dari pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja
tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga karena efektifnya informasi
pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat
dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja disebabkan antara lain; perusahaan
menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan
yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat investasi, hambatan dalam
proses ekspor impor.
Padahal
perang melawan kemiskinan sudah ditabuh sejak lama di negri ini. Di Orde Baru misalnya, pemerintah
menggalangberbagai sarana dan cara untuk mengatasi kemiskinan. Pembangunan
fisik digenjot diberbagai bidang, pertumbuhan ekonomi menjadi fokus perhatian,
investasi asing digalakkan, berbagai jenis skema kredit investasi kecil dan
kredit modal kerja
digelar, bahkan hutang luar negri pun ditempuh sebagai altrnatif untuk menopang
idea of progress bernama pembangunan.
Akan
tetapi karena keberpihakan ideologis pemerintah tidak jelas, pembangunan ala
Orde Baru itu tidak bisa sepenuhnya bisa dirasakan rakyat lapis bawah.
Masalahnya sekarang apakah para elite, politisi, dan birokrat kita mempunyai
keberpihakan ideologis untuk melawan kemiskinan? Adakah komitmen tegas dari
para penentu kebijakan Negara untuk memberantas KKN secara radikal? Jika Negara
tidak sanggup menyatakan perang terhadap kemiskinan, gagal dalm memerangi
korupsi, dan tetap malas melaksanakan agenda reformasi sebagai perintah
konstitusi maka kemiskinan bangsa mungkin akan menjadi simbol abadi negeri ini.
Program Pemerintah Dalam Mengatasi Kemiskinan Dan
Pengangguran.
Krisis
ekonomi saat ini telah menggugah pemerintah dan berbagai lembaga pembangunan
internasional seperti Bank Dunia dan lain-lain untuk berperan aktif
mengentaskan kemiskinan dan pengagguran rakyat melalui berbagai program baru
seperti padat karya. Jaring pengaman sosial/JPS (Social Safety Net), proyek
penanggulangan kemiskinan diperkotaan (Urban Poverty Crisis Alleviation),
program untuk anak jalanan, dan masih banyak bantuan-bantuan dari pemerintah
kepada rakyat, seperti BLT (bantuan langsung tunai) , BOS (bantuan operasional
sekolah) yang dilakukan untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia, karena
anak-anak Indonesia diwajibkan mengenyam pendidikan minimal 9 tahun yang
biasanya dikenal sebagai wajib belajar 9 tahun.
Koperasi
banyak di dirikan oleh pemerintah di daerah-daerah dengan tujuan agar rakyat
mampu membuat usaha mikro ataupun makro dilingkungan tempat tinggalnya. Selain
itu program yang lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memberikan
JAMPERSAL (jaminan persalinan) diberbagai puskesmas dengan tujuan untuk
memudahkan proses persalinan pada warga yang kurang mampu. Pemerintah juga
memberlakukan program KB dengan tujuan untuk mengurangi tingkat kepadatan
penduduk di Indonesia. Dan masih banyak lainnya program yang diberikan
pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi terutama mengenai masalah
kemiskinan dan pengangguran yang merupakan masalah yang sulit untuk diberantas. Berikut adalah beberapa cara dalam
mengatasi pengangguran dan kemiskinan:
·
Peningkatan
Mobilitas Tenaga kerja dan Modal
Peningkatan mobilitas tenaga kerja
dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang kosong dan
melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di
tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industri
(padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini
baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran struktural.
·
Penyediaan
Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran
musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat
mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran dapat muncul
karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau
perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah
tersebut adalah persoalan informasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu
diadakan sistem informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok.
Sistem seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus
dan media massa. Bisa juga berupa pengenalan profil perusahaan di
sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.
·
Program
Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Meningkatkan program pendidikan
dengan cara wajib belajar 12 tahun dan memberikan pendidikan gratis bagi warga
yang kurang mampu, sehingga mengurangi pengangguran yang tidak terdidik.
Memberikan pelatihan kerja untuk mencari kerja, sehingga menjadi pekerja yang
terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki
keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara
kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan
atau keahlian tertentu.
·
Menggalakkan
program transmigrasi
Program transmigrasi bukan saja
merupakan cara efektif meratakan pembangunan dan jumlah penduduk, tetapi juga
merupakan cara mengatasi pengangguran yang tepat. Yaitu tidak semua berbondong
– bondong mencari pekerjaan di ibukota yang dapat memadatkan ibu kota. Oleh
karena itu, transmigrasi adalah solusi terbaik untuk mengatasi pnegangguran
juga dengan memberikan pelatihan dan pemberian modal untuk membuka usaha di
wilyah transmigrasi sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan.
·
Meningkatkan
dan mendorong kewiraswastaan
Meningkatkan jumlah wiraswasta
dengan adanya UKM dengan pemberian modal yang di berikan oleh pemerintah dan
kerjasama dengan pihak swasta. Menumbuhkan jiwa wirausaha sejak sekolah
sehingga merubah paradigma dari mencari pekerjaan menjadi memberi pekerjaan.
Hal ini yang mesti di dukung oleh pemerintah. Mendukung kegiatan wirausaha
sekecil apapun skala usaha tersebut dan memberikan pelatihan – pelatihan
wirausaha hingga memberikan pinjaman – pinjaman tanpa anggunan dan tanpa bunga
bagi perintis usaha ( masih pemula ). Wirausaha bukan saja mengatasi
pengangguran di tanah air tetapi juga bentuk usaha untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia.
·
Mengintensifkan
program keluarga berencana
Seperti yang telah kita ketahui,
Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk terbanyak di
dunia. Jadi apabila masalah keluarga berencana ini tidak dijalankan secara
efektif, dapat dipastikan pengangguran di Indonesia akan semakin bertambah.
Pemerintah harus berusaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengawasi
program ini dengan sebaik baiknya agar program ini berjalan dengan sangat baik.
Karena masih belum terlihat keberhasilan dari program KB.
·
Menekan
impor dan memperbanyak ekspor
Pemerintah harus menekan impor
sebanyak mungkin dan memajukan produk – produk dalam negeri yang di hasilkan
dari petani dan para wirausaha. Sehingga para usahawan tidak kesulitan dalam
mencari pasar dalam menjual usahanya. Dan berusaha untuk mengekspor produk
dalam negeri yang laku dalam pasaran luar negeri yang dapat menghasilkan
devisa negara. Sehingga para pengangguran yang berusaha untuk mengembangkan
bisnis usahanya tidak kesulitan mencari pasar untuk menjual hasil dari
usahanya.
Kebijakan Pemerintah Dalam Menanggulangi Kemiskinan Di
Indonesia
Berikut
Ini Adalah Daftar Program-Program Pemerintah Dalam Menanggulangu kemiskinan Di
Indonesia:
– Menaikan anggaran untuk
program-program yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan penanggulangan
kemiskinan dan pengangguran dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan
berbasis komunitas dan kegiatan padat karya
- Mendorong APBD provinsi, kabupaten
dan kota pada tahun-tahun selanjutnya untuk meningkatkan anggaran bagi
penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja
– Tetap mempertahankan program lama seperti:
a) BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
b) RASKIN (Beras Miskin)
c) BLT (Bantuan Langsung Tunai)
d) Asuransi Miskin, dsb
- Akselerasi pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas harga khususnya harga beras (antara lain:
menjaga harga beras dipasaran tidak
lebih dari Rp.5000,- per Kg)
- Memberikan kewenangan yang lebih
luas kepada masyarakat dalam pengambilan keputusan
pembangunan
- Sinergi masyarakat dengan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan
- Mendayagunakan potensi dan
sumberdaya lokal sesuai karakteristik wilayah
- Menerapkan pendekatan budaya lokal
dalam proses pembangunan
- Prioritas kelompok masyarakat
paling miskin dan rentan pada desa-desa dan kampung-kampung paling miskin
- Open Menu: kelompok masyarakat
dapat menentukan sendiri kegiatan pembangunan yang dipilih tetapi tidak
tercantum dalam negative list
- Kompetitif: desa-desa dalam
Kecamatan haus berkompetisi untuk memperbaiki kualitas
kegiatan dan cost effectiveness
- PPK, P2KP, PPIP SPADA dan
diperkuat program-program kementrian/lembaga
- Program Keluarga Harapan (PKH),
berupa bantuan khusus untuk pendidikan dan kesehatan
- Program pemerintah lain yang
bertujuan meningkatkan akses masyarakat miskin kepada
sumber permodalan usaha mikro dan
kecil, listrik pedesaan, sertifikasi tanah, kredit mikro, dll.
- Program Pengembangan Bahan Bakar
Nabati (EBN). Program ini dimaksudkan untuk
mendorong kemandirian penyediaan
energi terbaukan dengan menumbuhkan “Desa Mandiri
Energi”.
- Penegakan hukum dan HAM, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi.
- Percepatan pembangunan
infrastruktur
- Pembangunan daerah perbatasan dan
wilayah terisolir
- Revitalisai pertanian, perikanan,
kehutanan, dan perdesaan
- Peningkatan kemampuan pertahanan,
pemantapan keamanan dan ketertiban, serta penyelesaian konflik
- Peningkatan aksesbilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan
- Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri)
Inilah Enam Program Pemerintah untuk
Rakyat Miskin.
Banyak program yang dilakukan pemerintah untuk
mengatasi masalah perekonomian yakni mengenai masalah kemiskinan dan
pengangguran namun pada kenyataannya hasil yang dicapai tidak sesuai yang
diharapkan. Banyak pengangguran yang ada di Indonesia karena kurangnya lapangan
pekerjaan yang ada dan ketidaksesuaian antara tingkat pendidikan yang
dibutuhkan dan yang tersedia yang menyebabkan bertambahnya kemiskinan di
Indonesia.
Pembangunan di bidang ekonomi yang dijalankan oleh
pemerintah pada dewasa ini di sektor pertanian, perikanan, perkebunan, industri
dan pertambangan, hakekatnya ditujukan selain untuk mendorong terjadinya
pertumbuhan ekonomi, juga dimaksudkan untuk mengatasi pengangguran dan
kemiskinan. Dampak pengangguran terhadap perekonomian
suatu Negara tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu Negara pada dasarnya adalah
meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan
dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran disuatu Negara relatif
tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang
telah dicita-citakan.
Komentar
Posting Komentar