BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap perusahaan biasanya memiliki iklim kerja yang
berbeda. Adanya ciri yang unik dari perusahaan tertentu dapat menentukan iklim
di suatu lingkungan kerja. Iklim kerja dari suatu organisasi ini merupakan
karakteristik yang membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya dan
mempengaruhi orang-orang dalam organisasi tersebut. Iklim ini dapat dipandang
sebagai kepribadian organisasi yang dicerminkan oleh anggota dalam organisasi
tersebut yang erat kaitannya dengan tujuan perusahaan. Perusahaan menentukan
tujuan dan kemudian berusaha untuk mencapai iklim yang tepat untuk mencapai
tujuan tersebut.
Pengendalian iklim kerja merupakan salah satu cara yang
dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia. Iklim
krja didefinisikan sebagai suasana psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku
anggota organisasi, terbentuk sebagai hasil tindakan organisasi dan interaksi
diantara anggota organisasi. Oleh karena itu, perilaku merupakan fungsi dari
karakteristik manusia dan persepsinya terhadap lingkungan, maka persepsi
anggota organisasi terhadap iklim kerja yang terbentuk di lingkungan kerjanya
akan mempengaruhi perilakunya dalam bekerja, dimana hal ini selanjutnya akan
berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Persepsi yang positif terhadap iklim kerja
tentu saja akan memberikan hasil kerja yang positif, demikian juga
sebaliknya. Oleh karena itu, dengan
merubah persepsi anggota organisasi terhadap iklim kerja, dapat menghasilkan
peningkatan produktivitas kerja.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas,
maka terdapat tujuan masalah sebagai berikut : pengertian iklim kerja,
karakteristik iklim kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi iklim kerja,
aspek-aspek iklim kerja dan faktor-faktor terciptanya iklim kerja yang menyenangkan.
C.
Tujuan
Dapat Menjelaskan pengertian iklim kerja, Menjelaskan
karakteristik iklim kerja, Mengurangi dimensi iklim kerja,
Menguraikan faktor-faktor terciptanya iklim kerja yang
menyenangkan,
dan Mengidentifikasi pengalaman
tentang perlunya iklim kerja yang menyenangkan bagi karyawan di dalam
perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Iklim Kerja
Adapun pengertian iklim kerja menurut
Sugioni adalah lingkungan dari dalam organisasi atau perusahaan yang dapat
menciptakan suasana kerja yang baik dan buruk bagi para karyawannya. Sedangkan James L. Gibson, dkk. Menyatakan “
Climate is set of properties of the work environment perceived directly or
indirectly by the employees who work in this environment and is assumed to be a
major force in influencing their behavior on the job” bahwa iklim kerja dari
suatu organisasi adalah satu set perlengkapan dari suatu lingkungan kerja yang
dirasakan secara langsung atau tidak langsung oleh karyawan yang bekerja di
lingkungan ini dan beranggapan akan menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi
tingkah laku mereka dalam bekerja.
Tahiuni dalam
Delp menyatakan bahwa iklim organisasi adalah kualitas relatif dari lingkungan
internal suatu organisasi yang dialami dan mempengaruhi perilaku anggotanya, dan dapat digambarkan dalam suatu perangkat karakteristik.
Apabila dikaitkan dengan budaya, menurut Jenks
budaya lebih cenderung pada nilai norma, dan tradisi organisasi. Dengan kata
lain, budaya adalah filosofi suatu organisasi, sedangkan iklim organisasi
adalah atmosfer dari suatu organisasi.
Pendapat Payne dan Pugh yang di
kutip oleh Richard M. Steer dalam Magdalena menyatakan yang dimaksud dengan
iklim kerja terutama adalah sikap, nilai, norma dan perasaan yang lazim
dimiliki oleh para pekerja sehubungan dengan organisasi mereka. Tanggapan ini
merupakan hasil interaksi antara struktur dengan tujuan organisasi, kebutuhan
serta kemampuan individu atau kelompok didalam organisasi. keberhasilan
pencapaian tujuan organisasi akan turut ditentukan pula oleh sikap dan perilaku
setiap anggota organisasi di dalam melaksanakan tanggung jawabnya, dan ini akan
menghasilkan dampak pada efisiensi dan efektifitas organisasi. Iklim organisasi
juga merupakan bagian penting guna memperoleh pemahaman sepenuhnya tentang
organisasi. Penting bagi mereka yang ada dalam organisasi untuk memberikan
kesempatan tanggung jawab atas tujuan-tujuan organisasi kalau mereka diharapkan
bekerja secara efektif.
Keith Davis mengemukakan
tentang iklim organisasi sebagai “The human environment within which an
organizations employees do their work”. Makna yang dikandung dalam definisi
tersebut bahwa iklim organisasi iu adalah sesuatu yang berhubungan dengan yang
ada dan dihadapi oleh individu-individu dalam suatu oganisasi, sehingga mampu
mempengaruhi individu-individu tersebut dalam melaksanakan tugas-tugas
keorganisasiannya.
Robert G. Owens
mendefinisikan iklim organisasi sebagai studi persepsi individu mengenai berbagai
aspek lingkungan organisasinya. Sementara itu Keith Davis mengemukakan pengertian iklim organisasi sebagai “The
human environment within an organization’s employees do their work”. Pernyataan
Davis tersebut mengandung arti bahwa iklim organisasi itu adalah yang
menyangkut semua lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh manusia si dalam
suatu organisasi tempat mereka melaksanakan pekerjaannya.
Menurut Lumsdaine & Lumsdaine,
iklim organisasi merupakan persepsi karyawan terhadap karakteristik dari prosedur
yang ada dalam sebuah perusahaan. Sejalan dengan Lumsdaine & Lumsdaine,
Jewel dan Siegal mengatakan bahwa iklim organisasi menunjukkan konsensus dari
persepsi para anggota mengenai organisasi atau sub sistemnya terkait dengan
anggota dan lingkungan luarnya. Sedangkan Senaider dalam Jewel dan Siegal
menjelaskan bahwa iklim organisasi dapat dipikirkan sebagai konsep deskriptif
yang berdasarkan pada persepsi terhadap lingkungan organisasi.
Mathis dan Jakson
menjelaskan bahwa iklim organisasi merupakan perasaan karyawan terhadap
perusahaan serta aspek-aspek yang ada di dalamnya.Hele
Helriegel dan Slocum mendefenisikan iklim organisasi sebagai seperangkat atribut yang dapat
dirasakan atas fakta-fakta organisasi dan atau sub sistem yang ada di dalamnya,
yang dapat berpengaruh terhadap kesepakatan yang akan terjalin antara anggota
dan lingkungan organisasi. Sedangkan Payne & Pheysey dalam Gruneberg &
Well menggambarkan iklim organisasi sebagai suatu konsep yang menggambarkan isi
dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah aku dan perasaan dari
sistem sosial organisasi.
Iklim organisasi adalah persepsi karyawan terhadap lingkungan organisasi
dimana karyawan melaksanakan pekerjaan mereka, yang dapat mempengaruhi karyawan
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Keberhasilan pencapaian tujuan
organisasi tentu saja ditentukan oleh sikap dan prilaku tiap anggota organisasi
dalam melaksanakan tanggung jawab mereka, dan ini akan memberi dampak pada
efisiensi dan efektifitas suatu organisasi. Melalui iklim kerja dari suatu
organisasi dapat diperoleh pemahaman sepenuhnya tentang organisasi tersebut.
Iklim organisasi merupakan faktor penting yang menentukan kehidupan suatu
organisasi. Iklim kerja penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi seseorang
tentang apa yang diberikan oleh perusahaan dan dijadikan dasar penentuan
tingkah laku anggota selanjutnya. Iklim
kerja ditentukan oleh seberapa anggota diarahkan, dibangun dan dihargai oleh
perusahaan.
B. Karakteristik Iklim Kerja
Dalam setiap organisasi,mempunyai karakteristik sendiri
yang biasanya menjadi ciri khas dan berbeda dengan organisasi lainnya. Adapun
karakteristik iklim kerja dari suatu organisasi tersebut antara lain:
1. Hal-hal yangberhubungan dengan faktor lingkungan fisik
dan material organisasi, seperti : ukuran, usia, fasilitas, dan keadaan
bangunan. Hal ini juga berhubungan dengan tekhnologi yang digunakan dalam
organisasi seperti : meja dan kursi, papan tulis elvator, dan segala sesuatu
yang digunakan untuk menunjang kegiatan dalam suatu organisasi.
2. Berhubungan dengan karakteristik sosial yang terdapat
pada suatu organisasi. Termasuk dalam karakteristik ini adalah segala sesuatu
tentang orang-orang yang terdapat dalam organisasi tersebut. Misalnya berapa
banyak dan seperti apa mereka. Termasuk disini Ras dn Etnis.
3. Sistem sosial, berhubungan dengan stuktur organisasi dan
administarsi. Termasuk dalam karakteristik ini adalah cara pengambilan
keputusan dari siapa orang-orang yang terlibat didalam nya, bentuk komunikasi
dalan suatu organisasi.
4. Budaya organisasi,yang berhubungan dengan nilai, sistem
kepercayaan, norma dan cara berfikir yang menjadi karakteristik orang-orang
dalam organisasi.
5. Bentuk kegiatan yang terdapat dalam organisasi tersebut.
Hal ini berkaitan dengan organisasi tersebut.
Karakteristik-karakteristik dari iklim kerja ini dapat
mempengaruhi motivasi kerja dari seluruh elemen dalam perusahaan untuk
berperilku yang di ingikan oleh perusahaan tersebut. Adanya karakteristik iklim
kerja ini menjadikan perusaahn lebih mengetahui bagaiman suatu iklim keja dapat
memotivasi sumber daya manusia yang tersapat dalam perusahaan dalam melakukan
pekerjaan nya.
Tersapat
dua jenis iklim keja dalam suatu organisasi, yaitu iklim organisasi terbuka
atau fleksibel dan iklim organisasi terutup atau terikat. Pada iklim organisasi
terbuka terdapat ciri-ciri yang biasa nya semangat kerja karyawan sangat
tinggi, dimana terdapat dorongan pimpinan untuk memotivasi karyawan agar
berprestasi sedangkan rutinitas administrasi dalam organisasi tersebut cukup
rendah, tingkat kedisipina karyawan tinggi kemudian perasaan keterpaksaan
karyawan bekerja juga rendah, pengawasan kera juga rendah. Sebaliknya, pada
iklim organisasi yang tertutup terdapat ciri-ciri dimana semangat kerja
karyawan sangat rendah, dorongan piminan untuk memotivasi karyawan berprestasi
sangat rendah; sementara itu rutinitas administrasi tinggi, tinggi nya tingkat turn over dan perasaan terpaksa untuk
bekerja juga tinggi kemudian pengawasan kerja juga tinggi. Pada iklim kerja
yang terbuka dapat memacu karyawan untuk megutarakan kepentingan dan
ketidakpuasan mereka tanpa adanya rasa takut akan tindakan balaan dan tekanan.
Ketidakpuasan seperti itu dapat ditangani dengan cara yang positif dan
bijaksana oleh atasan. Iklim keterbukaan hanya akan terbuka jika semua anggota
memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan mempercayai keadilan dalam bertindak.
C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Iklim
Kerja
Iklim kerja
dalam suatu organisasi tifak akn berhasil tanpa adanya faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi iklim kerja. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Fleksibilitas
Fleksibilitas
yaitu merupakan kondisi dimana perusahaan memberikan keleluasaan bertindak bagi
karyawan dan dalam hal melakukan penyesuaian diri terhadap tugas-tugas yang
diberikan.
2. Tangunggung
Jawab
Merupakan
perasaan karyawan tentang pelaksanaan tugas perusahaan yang diemban dengan rasa
tanggung jawab atas hasil yang dicapai. Meliputi kemandirian dalam
menyelesaikan pekerjaan. Setiap anggota dalam organisasi atau karyawan memiliki
tanggung jawab masing-masing untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
3. Umpan
Balik
Hal ini
berkaitan dengan perasaan karyawan tentang penghargaan dan pengakuan atas
pekerjaan yang baik. Imbalan yang diterima oleh harus sesuai serta pemberian
hadiah maupun penghargaan yang sepantasnya diterima oleh karyawan.
4. Kejelasan
Karyawan
mengetahui apa yang diharapkan dari mereka berkaitan dengan pekerjaan, peranan
dan tujuan perusahaan.
5. Komitmen
Berkaitan dengan
perasaan karyawan mengenai perasaan bangga mereka memiliki perusahaan dan
kesediaan untuk berusaha lebih baik lagi saat dibutuhkan.
6. Struktur
Merefleksikan
peran dan tanggung jawab karyawan. Meliputi posisi karyawan dalam perusahaan.
Kondisi dimana karyawan dalam melaksanakan tugasnya bertumpu pada aturan-aturan
yang dikenakan terhadap anggota organisasi, sehingga aryawan dapat bekerja
sesuai dengan prosedur serta struktur organisasi.
7. Dukungan
Adanya
kepercayaan dan saling mendukung yang berlaku dikelompok kerja. Meliputi
hubungan dengan rekan kerja yang lain. Persahabatan diantara seluruh anggota
organisasi merupakan nilai yang sangat penting untuk membentuk hubungan yang
baik dalam lingkungan kerja.
8. Kejelasan
Kejelasan
terhadap apa yang menjadi tujuan, tingkatan tangung jawab, dan nilai-nilai
organisasi. Hal ini penting diketahui oleh karyawan agar mereka tahu apa yang
sesungguhnya diharapkan dari mereka dan mereka dapat memberikan kontribusi yang
tepat bagi organisasi.
9. Kepemimpinan
Perilaku
kepemimpinan dalam suatu perusahaan dapat menentukan terciptanya iklim kerja yang
efektif. Pemimpin menyesuaikan keadaan dengan gaya kepemimpinan yang
dijalankannya didlam perusahaan.
Dengan adanya faktor-faktor tersebut,
diharapkan mampu menciptakan iklim kerja yang baik yang dapat membentuk sikap
karyawan didalam perusahaan dan menciptakan tanggung jawab bagi seluruh aspek
yang ada dalam perusahaan.
Untuk meciptakan iklim organisasi yang
kondusif maka perlu adanya pemahaman akan visi dan misi aleh setiap anggota
organisasi. Visi dan misi ini akan berhasil jika atasan sebagai pemimpin dan
bawahan sebagai karyawan saling bekerja sama untuk mewujudkan apa yang menjadi
tujuan.
D. Aspek – Aspek Iklim Kerja
Iklim kerja dari suatu organisasi tertentu adalah iklim
yang dilhat pekerjaannya, tidak selalu iklim yang sebenarnya. Iklim yang muncul
dalam organisasi tersebut merupakan faktor pokok yang menetukan perilaku
pekerja. Iklim kerja dari suatu organisasi merupakan persepsi individu yang
bekerja dalam suatu organisasi mengenai berbagai aspek lingkungan dalam
organisasi yang menyangkut semua lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh
manusia di dalam suatu organisasi dimana mereka melakukan pekerjaannya. Jadi,
iklim organisasi berhubungan erat dengan persepsi individu terhadap lingkungan
sosial organisasi yang mempengaruhi organisasi dan perilaku anggota organisasi.
Aspek-aspek tertentu dari iklim organisasi memberikan
pengaruh khusu pada kemampuan organisasi untuk menciptakan iklim organisasi
yang berhasil. Aspek-aspek ini meliputi :
a. Kualitas
Keberhasilan
dari perusahaan tergantung pada kerja keras serta hasil dari pekerjaan kualitas
tinggi.
b. Partisipasi
Manajemen
melibatkan karyawan dalam membuat keputusan-keputusan serta
perubahan-perubahan.
c. Kerja
Sama Antar Departemen
Adanya kerja
sama antar departemen yang sangat efektif.
d. Dukungan
Bagi Inovasi
Perusahaan
memberikan dukungan kepada karyawan terhadap pengembangan ide-ide baru dan
aplikasinya.
e. Refleksivitas
Perusahaan selalu
mendiskusikan metode dan strategi yang akan digunakan denagn karyawan. Selain
itu, sasaran yang digunakan dimodifikasi sesuai dengan perubahan situasi dan
kondisi.
E. Faktor – Faktor Terciptanya Iklim Kerja
Yang Menyenangkan
Iklim
organisasi yang menyenangkan akan membuat karyawan merasa senang untuk tinggal
didalamnya serta terpacu untuk meningkatkan prestasi kerja. Hal ini didukung
oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartikandari pada 45 orang karyawan
Dinas Pekerja Umum dan karyawan Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah
Kabupaten Bantul, Yogjakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa iklim
organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa semakin baik iklim oganisasi maka semakin baik pula
kinerja karyawan untuk meningkatkan kinerja serta dedikasinya pada organisasi.
Majikan dan karyawan menginginkan
iklim yang lebih menyenangkan karena manfaat – manfaat yang diperoleh, seperti
kinerja yang lebih baik dan kepuasan
kerja. Adapun unsur – unsur yang menjadi kontribusi terciptanya iklim yang
menyenangkan adalah:
1. Kualitas
pemimpin
Pemimpin
menunjukkan rasa simpatiknya kepada bawahan dengan cara menghargai pekerjaan
bawahan, dan bila ditemukan ada kesalahan dalam pekerjaan bawahan, pemimpin
memberitahu dengan cara persuasive serta memberi dukungan dalam segala
pekerjaannya dan meyakinkan bawahan bahwa pekerjaan itu dapat diselesaikan
dengan baik dengan usaha bersama dari elemen yang bekerja dalam perusahaan itu.
2. Tingkat
kepercayaan dari bawahan kepada atasan
Seorang
pemimpin yang menjadi penggerak terbentuknya iklim kerja menciptakan suasana
atau keadaan dimana pemimpin percaya pada aktivitas bawahannya sesuai dengan
visi dan misi yang akan dicapai dan tidak akan merugikan perusahaan serta
pemimpin terbuka pada informasi diperusahaan tersebut dan selalu melibatkan dan
menghargai pendapat bawahan dalam pertemuan atau rapat yang diadakan.
3. Komunikasi
secara horizontal maupun vertikal
Menciptakan
suasana saling jujur diantara pemimpin dan bawahan dalam pekerjaannya sehingga
tidak ada pihak yang merasa dirugikan dalam perusahaan itu dan pemimpin serta
bawahan saling menghargai satu dengan yang lainnya dalam segala hal seperti
member opini atau pendapat atau masukan dengan menampungnya, bukan menganggap
tanggapan dari bawahan tidak punya nilai dan tidak menghasilkan apa – apa serta
bawahan menghargai atasan dengan berlaku selayaknya bawahan kepada atasan.
4. Tanggung
jawab
Karyawan
diberi kebebasan untuk melaksanakan tugas dan menyelesaikannya, diberi motivasi
yang lebih untuk melaksanakan tugas tanpa harus selalu mencari persetujuan
manajer, diberi keberaniaan untuk menanggung resiko dari pekerjaan tanpa rasa
takut dimarahi.
5. Imbalan
yang adil
Karyawan
dihargai sesuai dengan kinerjanya. Manajer harus lebih banyak memberikan
pengakuan daripada kritikan. System promosi harus dibuat untuk membantu
karyawan meraih puncak prestasi. Kesempatan berkembang harus menggunakan
penghargaan dan peningkatan kinerja.
6. Rendahnya
tekanan pekerjaan
Tekanan
pekerjaan dapat membuat karyawan menjadi stress dalam bekerja. Tekanan
pekerjaan ini dapat berupa tekanan dari atasan untuk menyelesaikan pekerjaan.
7. Kesempatan
Kesempatan
yang diberikan perusahaan bagi setiap karyawan untuk memperoleh jenjang karir
yang lebih tinggi dapat menjadi motivasi kerja mereka dalam melakukan
pekerjaan.
8. Keterlibatan
Karyan
akan merasa dihargai oleh pihak perusahaan apabila mereka diberikan kesempatan
untuk terlibat lebih jauh dalam melakukan pekerjaan.
9. Otonomi
dan kebebasan
Otonomi
yaitu melibatkan sedikit campur tangan dari sentral atau pusat yang berarti
leluasa dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan pengarahan oleh atasan tanpa
ada tekanan dari pihak manapun.
10. Lingkungan
kerja
Lingkungan
kerja ini terdiri dari dua yaitu lingkungan kerja fisik dan non fisik.
Lingkungan kerja ini dapat memberikan pengaruh yang positif bagi para karyawan.
Lingkungan fisik adalah lingkungan manusia dimana para karyawan melakukan
pekerjaan mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perusahaan
sebagai suatu organisasi pada hakikatnya merupakan kumpulan dari berbagai macam
kegiatan yang terkait satu sama lain hingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Mekanisme kegiatan tersebut mempengaruhi dan membentuk terciptanya iklim
organisasi yang di rasakan oleh organisasi tersebut. Karyawan mempunyai
perbedaan dalam menagkap iklim organisasi, yang mungkin dirasakan dapat
memberikan semangat dalam bekerja , atau justru sebaliknya sebagai suatu
tekanan yang dapat membuat perilaku karyawan tidak sejalan dengan iklim organisasi
yang diharapkan. Oleh karena itu pengenalan iklim organisasi dapat dijadikan
pedoman bagi pemimpin dalam menangani serta mengelola lingkungan kerja yang
berbeda-beda.
Iklim kerja dalam suatu perusahaan
merupakan hal yang sangat penting. Iklim kerja
tersebut mempunyai dampak pada tinggi rendahnya semangat kerja
seseorang. Iklim kerja dipengaruhi oleh lingkungan internal dan psikologi
perusahaan. Tinggi rendahnya semangat kerja karyawan juga dapat dipengaruhi
oleh keadaan iklim kerja yang berlangsung ditempat mereka bekerja. Pengendalian
iklim kerja merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam meningkatkan
produktivitas sumber daya manusia dalam suatu organisasi.
Terbentuknya
iklim kerja yang mendorong terbentuknya sikap dan perilaku proaktif, kreatif,
dan inovatif para karyawan akan membawa manusia dan organisasi kepada kekuatan
yang sangat besar untuk mengahadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam
organisasi. Oleh karena itu dituntut peranan yang besar dari pihak manajemen
untuk mengubah iklim organisasi menjadi lingkungan yang mendukung kreativitas
dan inovasi. Mengembangkan kreativitas ditempat kerja dimulai dengan
mengembangkan peluang untuk berkreasi pada individu karena ide-ide baru berasal
dari motivasi dan pemikian orang-orang di tempat kerja mereka. Perilaku yang
ditimbulkan oleh iklim organisasi dapat mendorong munculnya peluang untuk
berkreasi atau justru menghambatnya, karena hasil persepsi karyawan akan
mempengaruhi sikap maupun keyakinan subjektif nereka terhadap organisasi.
Iklim kerja menyenangkan dapat
meningkatkan motivasi kerja para karyawan. Mereka akan terdorong melakukan
kerja dengan lebih baik dan hal ini pula akan meningkatkan prestasi kerja para
karyawan.
B. Saran
Dengan terselesaikannya makalah yang sederhana ini
kami berharap para pembaca dapat mengambil berbagai manfaat dan dapat
mengaplikasikan materi-materi yang ada dimakalah yang membahas tentang Perencaan pabrik. Jika
ada kekurangan dari makalah kami, kami menerima kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan makalah ini kedepannya.
Teman teman yg tau akreditasi UNIMED tahun 2008 tlng kasih tau lah
BalasHapus